BEBERAPA PERTIMBANGAN SEBELUM AKHIRNYA MEMUTUSKAN UNTUK MENIKAH



Dipenghujung akhir tahun 2016 ini sorak dan suka cita semua larut dalam kebahagiaan menyambut tahun baru, beberapa rencana telah ditulis sebagai harapan di tahun 2017 yang akan datang, mulai dari karir, rencana study dan bahkan pernikahan (untuk yang sudah siap dan sudah menanti).
Pernikahan pada dasarnya merupakan suatu kebutuhan wajib bagi manusia selain untuk beribadah juga pernikahan merupakan suatu kebutuhan dalam menjaga dan mengatur keinginan sex manusia. Dalam artikel kali ini kita akan mencoba membahas beberapa pertimbangan akhirnya memutuskan untuk menikah.
Beberapa teman pernah bertanya, pada saat saya mengajukan pernyataan “sebelum kita menikah kita harus pikirkan beberapa hal pada pasangan kita, selain istikhoroh dan sebagainya dengan pertimbangan A-Z”. Sempat beberapa teman berontak dengan pertimbangan yang saya ajukan karena banyak yang masih beranggapan bahwa menikah itu yang penting cinta karena dengan cinta makan dengan garam pun sudah enak.
“Tapi bukankah menikah itu bukan hanya sekedar masalah makan saja? ada beberapa hal yang akan kita hadapi setelah kita menikah. Oke langsung aja apa saja sih pertimbangan tersebut?

11.      Agama
Pernikahan adalah suatu pernikahan yang di perintahkan oleh allah swt, oleh sebab itu banyak dalam alqur’an yang membahas mengenai pernikahan mulai dari seruan untuk menikah, kemudian hal-hal seperti apa saja yang boleh dinikahi semua ada dalam alquran, seperti pada al-qur’an surat Al-Baqarah (230-235) An-nisa (ayat 3, 6, 22, 23, 24, 25,127) Al-maidah (ayat 5) An-nur  (ayat 3, 32-33, 60) dan masih banyak lagi allah menyerukan manusia untuk menikah.
Selain itu, kita juga harus melihat dan mempertimbangan pasangan kita lihat dari segi agamanya. Khusus nya bagi perempuan lihatlah pasanganmu dari agamanya apabila agamanya baik maka ia akan membawa pernikahanmu menuju pernikahan yang sakinah mawadah warrahmah. Karena laki-laki atau suami itu ibarat sebuah supir yang akan membawa penumpangnya, mau di bawa pada jurang ataupun tidak itu bagaimana supirnya. Begitupun dengan pernikahan mau di bentuk keluarga seperti apa itu bagaiman suaminya.
Pertama yang harus kita pertimbangan sebelum akhirnya memutuskan menikah dengannya kita lihat agamanya. (Caranya gimana) untuk melihat bagaimana agama dari pasangan kita, yaitu bisa kita lihat dari bagaimana dia mengatur waktu untuk ibadah terutama pada saat waktu shalat.
Bagaimana Shalatnya? Apakah ia tidak pernah meninggalkan shalat atau justru meninggalkannya. Jika ia sering meninggalkan shalat lebih baik di pikirkan lagi deh. (loh kenapa?) ya ialah Solat perintah tuhannya saja ia tinggalkan apalagi kamu yang hanya ciptaan tuhannya. Pertama shalat itu adalah tihangnya agama jika shalat seseorang baik maka agamanya baik, jika perintah tuhannya ia jaga dengan baik maka kamupun sebagai makhluknya dan amanah darinya akan di jaga dengan baik. (:*).
Selanjutnya masih dari agamanya, bagaimana dia mengamalkan Dien nya (Dieunul Islam) atau berjihad di jalan allah dengan ke sholeh/solehah hannya dan mengamalkan setiap ajaran agamanya.


22.      Pendidikan
Pendidikan dalam rumah tangga itu penting untuk membentuk keluarga yang sakinah mawadah dan warrahmah.
Untuk laki-laki jangan merasa tersaingi apabila pasanganmu berpendidikan tinggi karena mereka berpendidikan tinggi bukan untuk menyaingimu sebagai laki-laki melainkan perempuan-perempuan berpendidikan tinggi untuk mencipatakan generasi-generasi selanjutnya yang hebat.
Lahirnya seorang pemuda/anak yang hebat berawal dari tangan seorang perempuan yang mengasuh dan mendidiknya selama suaminya sibuk bekerja. Selain itu perempuan juga sebagai madrasah utama bagi anak-anak, dan pendidikan karakter serta akidah akan di bentuk dari lingkungan rumah terlebih dahulu.
Untuk perempuan juga penting melihat pasangan dari pendidikannya dan pengetahuannya karena kembali lagi seorang suami itu yang akan membawa istrinya kearah mana dan dengan cara apa.

33.    Visi Misi Menikah
Nah, ini bagi perempuan atau laki-laki yang benar-benar sudah siap menikah atau sedang taarufan atau komitmen atau apalah itu namanya, bisa ditanyakan kepada calonnya untuk menanyakan apakah visi misi ia setelah menikah, jika visi misinya baik dan dirasa cocok dengan visi misi kamu maka bisa di lanjutkan. Yah salah satunya mungkin ia mempunyai visi misi “menciptakan keluarga yang sakinah mawadah dan warrahmah dengan cara...................”

44.      Tujuan dan Target setelah menikah (Rumah)
Setelah menikah akan banyak pekerjaan dan PR yang harus kita selesaikan, alangkah lebih baiknya kita bertanya pada pasangan kita apa tujuan setelah menikah dan apa target selanjutnya.
Untuk perempuan alangkah lebih baiknya bertanya pada calon suaminya, dan kebanyakan mengatakan target setelah menikah itu punya anak dan hidup bahagia.
Seorang teman berkata kepada ku pada saat acara seminar pranikah di sabuga ITB bandung ia mengatakan “Laki-laki yang bijak itu adalah laki-laki yang melamarmu menikahimu dan kemudian membawa mu untuk tinggal dirumahnya bukan tinggal di rumah ibumu atau ibunya.”( loh ko gitu, berarti harus punya rumah dulu)
Tidak harus, tapi di harapkan sih begitu, loh kenapa? karena setelah menikah tinggal di rumah mertua (orang tua suami/istri) akan ada ketidaknyamanan istri kepada keluarga dari suami, dan pastinya yang namanya rumah tangga pasti ada sedikit cekcok nah itu juga di takutkan keluarga dari pihak sebelah akan membela salah satu darinya.
Selain itu tinggal dirumah mertua tentunya akan ada rasa tekanan tersendiri terutama bagi perempuan yang sudah terbiasa dengan dunia kos-kosan dimana segala serba instan terbiasa dengan kamar kosan yang kecil, dan mungkin akan sedikit susah untuk menyesuaikan dengan dunia rumahan. Selain itu, untungnya juga kalo sudah punya rumah sendiri itu akan lebih bebas untuk melakukan apapun, mau masak, mengatur design rumah dan sebagainya.

55.      Financial/Pekerjaan
Hal yang mengeryitkan kening saya ketika mendengar teman-teman yang sudah menikah, kemudian ia curhat dan banyak juga dari mereka yang akhirnya kandas pernikahannya kebanyakan disebabkan oleh faktor ekonomi.
Oleh sebab itu, penting kita memilih pasangan yang juga sudah punya pekerjaan baik laki-laki maupun perempuan. Laki-laki sebagai tulang punggung keluarga dan wajib menafkahi istri, anak, orang tua, dan orang tua istri sangat harus memiliki pekerjaan atau pendapatan untuk memenuhi perekonomian negara.
Begitupun dengan perempuan, islam sendiri tidak melarang perempuan untuk mencari nafkah selama ia masih berada dalam koridor agama yaitu pada hak dan kewajibannya sebagai seorang istri.
Terkadang tidak sedikit perempuan yang sudah menikah namun akhirnya tidak diperbolehkan oleh suaminya untuk bekerja dan hanya mengurus rumah tangga. Kalo saya sendiri sih berprinsip “suami wajib menafkahi istri dan harta suami adalah harta istri, namun ridho allah adalah ridho suami” dan melihat hal itu sendiri ketika kita tidak bekerja kemudian ingin memberikan uang atau apapun kepada kedua orang tua kita otomatis harus ada izin dari suami terlebih dahulu, berbeda ketika kita punya pendapatan sendiri bisa memberi pada keluarga, orang tua tanpa harus meminta izin terlebih dahulu kepada suami karena menggunakan uang dari hasil kita.
Dan perempuan juga jangan menjadi kacang lupa sama kulitnya, terkadang banyak istri yang lupa bahwa suaminya punya orang tua yang harus di nafkahi sehingga kekayaan atau hasil dari kerja keras suaminya tidak memberi pada orang tua suaminya karena seorang laki-laki itu wajib memberikan nafkah kepada kedua orang tuanya selama ia masih ada.

Oke artikel Kali ini kita cukup sampai disini dulu nanti kita lanjutkan
See You
BERSAMBUUNG”

Popular posts from this blog

Aplikasi Program Linear

MENERAPKAN ATURAN SINUS

Determinan Matriks