Cerpen

 "Anugerah Kesucian di Negeri Pertiwi"

Pagi itu suara burung berkicau dibalik pohon menyambut dewa matahari menampakan sejuta kegemerlapan cahaya dan kehangatannya.
Secangkir kopi hangat dan pisang goreng menemani dalam menyambut dewa surya, perlahan embun berlari tersapu cahaya mentari yang mulai menyoroti sebuah perkampungan yang terletak di balik gunung yang memisahkan antara kota bogor dan Banten.
Desa kecil itu bernama desa citorek. Sebuah desa yang terletak diantara gunung kidul yaitu gunung yang membatasi kota sukabumi plabuan ratu dan bogor lewi liang. Terbelah diantara perbatasam jawa barat dan Banten. Masyarakat disana menganit agama islam yang taat terbukti dengan banyaknya pondok pesantren, namun masyarakatnyapun masih menganut sistem adat yang sangat kuat.
Disebuah rumah desa dengan atap injuk (bahasa sunda) dan bilik bambu serta tihang bambu, tanpa sedikitpun tembok, itu adalah rumah adat yang telah di wariskan turun temurun terhadap seorang abdi dalam atau barisan pewaris sesepuh kasepuhan adat citorek. Tinggal sepasang suami istri yang sudah 15 tahun menikah namun ia tidak di karunia seorang anak. Hingga mereka berkali-kali mengasuh seorang anak dari keluarga yang lainnya, namun setelah besar ia akhirnya kembali kepada orang tuanya masing-masing.
                     01 Maulud 1995 H. (10 Mei 1995 M) bertepatan dengan peringatan maulid nabi muhammad saw lahir seorang anak perempuan yang telah di dambakan selama 15 tahun. Ia terlahir dari seorang rahim perempuan asli berdarahkan adat, sebuah anak panglima dari kasepuhan adat wewengkon citorek. Kelahirannya merupakan suka cita yang sangat dinantikan oleh keluarga besar Ajengan Marhawi ayah dari ibu Jumasih dan Ajengan Saiban ayah dari Bapak sarwani.
        Kebahagiaan menyelimuti keluarga besar dari abdi dalem sesepuh adat, hingga akhirnya ketua adat (raja) menyarankan kepada kedua besan untuk merayakan suatu sukuran dan akhirnya dibuat sebuah pesta adat dalam menyambut kelahiran cucu dari seorang abdi dalem sesepuh.
         Dibalik kebahagiaan keluarga besar tersebut, kelahiran putri pertama anak abdi dalem tersebut ternyata tidak di lahirkan sebagai anak yang normal, ia terlahir dengan lilitan pejit yang memenuhi seluruh tubuhnya, serta sebuah keajaiban sebuah bali berbentuk kopiah (peci) membungkus kepala mungilnya, berlumurkan dengan darah, bayi tersebut tidak bersuara selama 15 menit. Segala ke khawatiran dan ketegangan menyelimuti keluarga besar tersebut. Hingga akhirnya dengan kepercayaannya seorang peraji (dukun beranak) mengatakan bahwa anak yang di lahirkan oleh ny jumasih telah besuara dan ia langsung menceritakan keadaan cucunya.
      Ajengan marhawi bersama dengan ajengan saiban bersama anak dan menantunya mereka merumuskan sebuah nama untuk anak dan cucu perempuan yang baru saja lahir tersebut.
      Dengan segala penafsiran makna, akhirnya di putuskan bahwa namanya adalah Fitri berasal dari kata fitrah artinya suci atau bersuci Anugerah adalah suatu anugerah dari allah yang telah mengabulkan doa-doanya, dan pertiwi yaitu tanah kelahiran. mereka memberikan Nama Fitri Anugerah Pertiwi yang artinya "Anugerah kesucian di negeri tercinta". Merekapun meyakini bahwa kelak anak perempuannya akan menjadi seorang pemimpin perempuan di negeri ini, karena ia lahir dengan membawa berbagai anugerah dari allah yaitu kopeh bali dan mimpi ayam jago yang di percaya kelak setelah besar ia akan menjadi pemimpin suatu negeri.
              Perlahan waktu semakin berjalan dengan cepat, Fitri tumbuh dengan berbagai halangan dan tintangan, ia jarang meminum air susu ibu nya karena ibunya sering sakit dan harus bulak balik ke rumah sakut dengan perjalanan 2 hari 2 malam melalui perjalan kaki, dengan demikian sangat tidak memungkinkan jika fitri yang baru lahir harus ikut bersama dengan ibunya. Akhirnya ia sering meminum air susu dari saudara-saudaranya yang memiliki anak kecil yang masih menyusui, fitri di susui oleh 3 orang yaitu ASI saudaranya satu dan ASI pembantu di rumahnya.
            Dengan proses pemberian ASI yang sangat tidak baik, akhirnya fitri tumbuh dengan segala keterbatasan, tubuhnya mulai mengecil hingga akhirnya ia harus di bawa pula ke rumah sakit yang ada di kota dan dimasukan ke sebuah tabung, ia tumbuh selama 6 bulan dengan berbantuan tabung. Setelah itu ia nersama ibunya mulai membaik dan bisa di bawa pulang ke kampung.
          Perjalanan fitri tidak sampai disana saja, ia bahkan harus tumbuh dengan sistem metabolisme tubuh yang rendah sehingga mudah baginya untuk terserang virus dan penyakit. Dan iapun tidak bisa menikmati masa kecilnya dengan m bebas bersama dengan teman-temannya.
           Waktu semakin berjalan dengan cepat fitri tumbuh dengan berbantuan obat-obatan dan ia adalah perempuan yang kuat.
           Fitri tumbuh menjadi remaja yang sangat cantik, berkulit putih, tinggi dan berambut ikal namun tidak keriting.
         Ia memiliki paras yang sangat menawan, lembut dan anggun selain itu ia di berkati kecerdasan yang sangat luar biasa.
       Sekolah ia lalui meskipun berbagai rintangan ia lalui, mulai dari masa kejayaan perusahaan ayahnya dipertambangan emas yang maju hingga akhirnya bangkrut karena tertipu oleh rekan bisnisnya. Kemudian tinggal di bogor selama 2,5 tahun untuk menemani ayahnya bersama keluarganya dalam membangun bisnis ayahnya tersebut.
                                 "Bersambung"

             

Popular posts from this blog

Aplikasi Program Linear

MENERAPKAN ATURAN SINUS

Determinan Matriks